Masyarakat Desa Kumendung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang bahu membahu dalam prosesi Kirab Budaya ‘Napak Tilas Leluhur’ yang digelar pada Sabtu 24 Agustus 2019.Tak hanya sekedar kirab biasa, kirab budaya kali ini pun terdapat berbagai prosesi sakral sebagai bentuk wujud rasa syukur terhadap Allah.
Dalam acara ini, turut hadir Bupati Rembang H. Abdul Hafidz didampingi dengan istri, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten, perwakilan Kecamatan Rembang, serta Mas dan Mbak Rembang 2019.
Berbagai penampilan pun memeriahkan jalannya kirab budaya ini. Dari mulai drumband, gunungan hasil bumi, tumpengan, hingga peserta kirab yang menggunakan bermacam-macam pakaian adat turut meramaikan acara tersebut.
Prosesi kirab sendiri diawali dengan pengambilan air di sumur Dukuh Kumendung, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan air di Dukuh Mbalong Kulon serta disatukan kedua air tersebut di sumur Dukuh Mbalong Wetan sebagai lambang bersatunya masyarakat Desa Kumendung.
Dengan tema ‘Nyawiji Nyengkuyung Kumendung’, kirab budaya kali ini diikuti seluruh lapisan masyarakat Desa Kumendung tanpa memandang latar belakang. Dari mulai Pemerintah Desa, BPD, LPMD, PKK, LINMAS, FAD, Karang Taruna (PS Cahaya Muda & Tim Kasti Anjasmoro), jajaran RW, RT hingga seluruh warga masyarakat desa bersatu mengikuti rangkaian acara prosesi dengan khidmat dan penuh semangat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Kumendung, Dwi Handayani mengatakan bahwa kirab budaya ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah, yang telah melimpahkan rezeki kepada masyarakat Desa Kumendung. Selain itu ada dua poin penting yang bisa dipetik dari kirab budaya kali ini yaitu tontonan dan tuntunan.
“Prosesi kirab budaya ini juga bisa melambangkan dua hal, yaitu sebagai tontonan (Hiburan bagi masyarakat) dan tuntunan (Sebagai pengingat bahwa kita patut bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah)”, terangnya.
Sementara, dalam sambutannya, Bupati Rembang, H Abdul Hafidz mengapresiasi langkah Desa Kumendung dalam menyelenggarakan kirab budaya Napak Tilas Leluhur.
“Yang saya ketahui, baru kali ini satu-satunya desa di Kabupaten Rembang yang bisa menggabungkan antara momen sedekah bumi dengan momen kemerdekaan adalah Desa Kumendung”, ungkap bupati.
Bupati juga berpesan agar prosesi kirab budaya ini bisa ditindaklanjuti dengan perilaku dan tindakan-tindakan positif yang bisa dilakukan sehari-hari.
“Harapannya ini bisa diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari sehingga masyarakat Desa Kumendung bisa rukun”, imbuhnya.
Selain itu, Abdul Hafidz juga mengingatkan adanya Pilkades serentak tanggal 6 November 2019. Masyarakat pun dihimbau agar jangan terpecah meskipun berbeda pilihan.
“Kula suwun masyarakat menikaora usah lirik-lirik an, ora usah pentelengan, ora usah gesek-gesekan hanya karena beda pilihan”, pungkasnya.